Analisis Laporan Keuangan sebagai dasar untuk menilai kinerja keuangan
ANALISIS LAPORAN
KEUANGAN SEBAGAI DASAR
UNTUK MENILAI
KINERJA KEUANGAN PADA
PT. BPR SINDANG
BINAHARTA
LUBUKLINGGAU
A.
Latar
Belakang Masalah
Bank adalah badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kembali
kepada kelompok masyarakat yang lain dalam bentuk kredit serta bentuk-bentuk
lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Bank perkreditan
rakyat (BPR) adalah lembaga keuangan bank yang menerima simpanan hanya dalam
bentuk deposito berjangka, tabungan, atau bentuk lainnya yang dipersamakan
dengan itu dan menyalurkan kembali dalam bentuk kredit. Dasar hukum BPR adalah
UU perbankan nomor 10 tahun 1998 dengan memenuhi persyaratan tatacara yang
ditetapkan dengan peraturan pemerintah.
Dalam menjalankan usahanya,
bank tentu memiliki tujuan yang ingin dicapai agar usaha yang dilaksanakan
terus berkelanjutan dan dapat menyediakan berbagai jenis produk. Oleh karena
itu, dibutuhkan perencanaan keuangan yang tepat dan akurat agar usaha yang
dijalankan dapat dipantau perkembangannya. Hal ini bisa dilihat melalui laporan
keuangan dalam satu periode tertentu. Kasmir, (2008:66) Agar laporan keuangan
menjadi lebih berarti, sehingga dapat dipahami dan dimengerti oleh berbagai
pihak, perlu dilakukan analisis laporan keuangan. Bagi pihak pemilik dan
manajemen, tujuan utama analisis laporan keuangan adalah agar dapat mengetahui
posisi keuangan perusahaan saat ini. Dengan mengetahui posisi keuangan, setelah
dilakukan analisis laporan keuangan secara mendalam, akan terlihat apakah
perusahaan dapat mencapai target yang telah direncanakan sebelumnya atau tidak.
Ulin Ni’mah (2011:4-5)
Analisis laporan keuangan mencakup pengaplikasian berbagai alat dan teknik
analisis pada laporan dan data keuangan dalam rangka untuk memperoleh ukuran
dan hubungan yang berarti dan berguna dalam proses pengambilan keputusan baik
pihak internal maupun pihak eksternal. Dengan demikian tujuan analisis laporan
keuangan adalah mengkonversikan data menjadi informasi.
Kasmir, (2008:68) Ada
beberapa tujuan yang ingin dicapai dalam analisis laporan keuangan, diantaranya
adalah sebagai berikut:
1.
Untuk mengetahui
posisi keuangan perusahaan dalam satu periode tertentu, baik harta, kewajiban,
modal, maupun hasil usaha yang telah dicapai untuk beberapa periode.
2.
Untuk mengetahui
kelemahan-kelemahan apa saja yang menjadi kekurangan perusahaan.
3.
Untuk mengetahui
kekuatan-kekuatan yang dimiliki.
4.
Untuk mengetahui
langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukan kedepan yang berkaitan
dengan posisi keuangan perusahaan saat ini.
5.
Untuk melakukan
penilaian kinerja manajemen kedepan apakah perlu penyegaran atau tidak karena sudah
dianggap berhasil atau gagal.
6.
Dapat juga
digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis tentang hasil yang
mereka capai.
Analisis laporan keuangan juga dijadikan dasar untuk
penilaian atas kinerja keuangan dan prestasi manajemen. Kinerja keuangan
perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi keuangan suatu perusahaan
yang dianalisis dengan alat-alat analisis keuangan. Sehingga dapat diketahui
baik buruknya keuangan suatu perusahaan yang mencerminkan prestasi kerja dalam
satu periode tertentu.
Cara untuk mengetahui baik buruknya kinerja keuangan
suatu perusahaan dapat diketahui dengan cara menganalisis hubungan dari
berbagai pos dalam suatu laporan keuangan. Agar laporan keuangan lebih mudah
untuk dipahami, dibaca, dan dimengerti, maka laporan keuangan perlu dianalisis
terlebih dahulu dengan berbagai alat analisis yang biasa digunakan. Salah satu
alat analisis tersebut dikenal dengan analisis rasio keuangan.
Kasmir, (2008:100) Analisis rasio keuangan merupakan
analisis yang digunakan untuk mengetahui hubungan pos-pos yang ada dalam satu
laporan keuangan atau pos-pos antara laporan keuangan neraca dan laporan laba
rugi. Analisis pos-pos neraca akan memberikan gambaran tentang posisi keuangan
perusahaan, sementara analisis terhadap laporan laba rugi akan mendeskripsikan
hasil atau perkembangan usaha dari perusahaan.
Rasio keuangan juga digunakan untuk mengevaluasi
kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. Dari hasil rasio keuangan akan
terlihat kondisi kesehatan perusahaan yang bersangkutan sehingga dapat menilai
kinerja manajemen dalam suatu periode. Kasmir, (2008:105) dalam praktiknya,
analisis rasio keuangan suatu perusahaan dapat digolongkan menjadi sebagai
berikut:
1.
Rasio neraca,
yaitu membandingkan angka-angka yang hanya bersumber dari neraca.
2.
Rasio laporan
laba rugi, yaitu membandingkan angka-angka yang hanya bersumber dari laporan
laba rugi.
3.
Rasio
antarlaporan, yaitu membandingkan angka-angka dari dua sumber (data campuran),
baik yang ada di neraca maupun di laporan laba rugi.
Dalam penelitian ini penulis
menggunakan analisis rasio likuiditas bank, rasio solvabilitas bank, dan rasio
rentabilitas bank. Dengan perhitungan ketiga rasio tersebut dianggap sudah
cukup untuk melakukan penilaian kinerja keuangan suatu bank, karena ketiga
rasio tersebut mencakup faktor-faktor utama penilaian kinerja bank. Diantaranya
tingkat likuiditas bank dan pengukuran tingkat efisiensi usaha dalam
mendapatkan profit yang akan dicapai. Dengan demikian, hasil penelitian ini
diharapkan dapat menjadi referensi dalam pengambilan kebijakan yang akan
dilaksanakan bank.
B.
Perumusan
Masalah
1.
Identifikasi masalah
Kinerja keuangan merupakan hal penting yang harus
dicapai oleh setiap perusahaan dimanapun, karena kinerja merupakan cerminan
dari kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengalokasikan sumber dayanya. Dengan
begitu, dapat diketahui baik buruknya kondisi kinerja keuangan perusahaan dalam
setiap periodenya.
Berdasarkan laporan keuangan laba rugi PT. BPR Sindang
Binaharta Lubuklinggau periode 31 Desember 2010 s/d 31 Desember 2014, Maka
dapat dilihat bahwa kinerja keuangan perusahaan cukup baik dalam setiap periode
nya. Dimana terjadi kenaikan laba yang cukup signifikan pada tahun 2010 s/d
2012. Tetapi pada tahun 2013 terjadi penurunan laba perusahaan.
Apabila hal ini dibiarkan saja dan tidak segera
diatasi dan terus mengalami penurunan ditahun berikutnya, maka akan berakibat
buruk pada kinerja keuangan perusahaan itu sendiri. Diharapkan agar kedepannya
masalah ini dapat terselesaikan dan perusahaan dapat meningkatkan lagi kinerja
perusahaan agar memperoleh laba yang lebih maksimal .
2. Batasan
masalah
Seperti kita ketahui, dalam menilai kinerja keuangan
penulis menggunakan analisis rasio keuangan. Oleh karena alat untuk
menganalisis rasio keuangan sangat banyak, maka peneliti memberi batasan pada
kinerja keuangan diukur dengan menggunakan rasio likuiditas bank, rasio
solvabilitas bank dan rasio rentabilitas bank selama periode 31 Desember 2010
s/d 31 Desember 2014. Hal ini ditujukan, agar penelitian dan hasil penelitian
lebih fokus.
3.
Rumusan Masalah
Adapun
rumusan masalah yang akan dijabarkan dalam penelitian ini, diantaranya adalah:
1.
Bagaimana
kinerja keuangan PT. BPR Sindang Binaharta dilihat dari rasio likuiditas bank?
2.
Bagaimana
kinerja keuangan PT. BPR Sindang Binaharta dilihat dari rasio solvabilitas
bank?
3.
Bagaimana
kinerja keuangan PT. BPR Sindang Binaharta dilihat dari rasio rentabilitas
bank?
C.
Tujuan
Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian pada PT. BPR Sindang
Binaharta Lubuklinggau adalah sebagai:
1. Untuk mengetahui
tingkat likuiditas bank yang diukur dengan menggunakan rasio likuiditas bank.
2. Untuk mengetahui
kinerja bank dalam mencari sumber dana untuk membiayai kegiatannya dengan
menggunakan rasio solvabilitas bank.
3. Untuk mengetahui
kinerja bank dalam mendapatkan laba dan efisiensi dengan menggunakan rasio
rentabilitas bank.
D.
Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:
1. Manfaat
teoritis
Penelitian
ini diharapkan mampu memberikan sumbangsih konseptual bagi perkembangan dunia
ilmu ekonomi, khususnya analisis laporan keuangan dan sebagai pembelajaran
penerapan teori yang telah diperoleh selama masa perkuliahan dan membandingkan dengan realita yang
ada di dunia nyata.
2.
Manfaat praktis
a. Bagi perusahaan,
penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam
pengambilan keputusan .
b. Bagi penulis,
sebagai sarana penerapan ilmu pengetahuan dan tambahan wawasan mengenai cara
menganalisis kinerja keuangan pada suatu perusahaan.
c. Bagi pembaca,
diharapkan mampu memberikan referensi bagi pembaca dan berguna untuk penelitian
serupa dimasa yang akan datang.
E.
Tinjauan Pustaka
1.
Kinerja Keuangan
a.
Definisi Kinerja
Keuangan
Kinerja merupakan hal penting yang harus dicapai oleh
setiap perusahaan dimanapun, karena kinerja merupakan cerminan dari kemampuan
perusahaan dalam mengelola dan mengalokasikan sumber dayanya, Tri Yanda
Ramayanti (hal:2).
Kinerja keuangan suatu perusahaan juga dapat diartikan
sebagai prospek atau masa depan, pertumbuhan dan potensi perkembangan yang baik
bagi perusahaan. Informasi kinerja keuangan diperlukan untuk menilai perubahan
potensial sumber daya ekonomi, yang mungkin dikendalikan dimasa depan dan untuk
memprediksi kapasitas produksi dari sumber daya yang ada (barlian, 2003) dalam
Yuli Orniati (2009:206).
Menurut Jumingan, (2005:239) kinerja keuangan juga
merupakan gambaran kondisi keuangan perusahaan pada suatu periode tertentu baik
menyangkut aspek penghimpunan dana maupun penyaluran dana yang biasanya diukur
dengan indikator kecukupan modal, likuiditas, dan profitabilitas.
Selain itu, Irham Fahmi (2011:2) mengatakan kinerja
keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu
perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan
keuangan secara baik dan benar. Seperti dengan membuat suatu laporan keuangan
yang telah memenuhi standard an ketentuan dalam SAK (Standar Akuntansi
Keuangan) atau GAAP (General Accepted
Accounting Principle), dan lainnya.
b. Tujuan
penilaian kinerja keuangan
Yuli Orniati, (2009:208) pengukuran kinerja keuangan
memiliki beberapa tujuan (Munawir, 2002). Tujuan pertama untuk mengetahui
tingkat likuiditas, yaitu kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
keuangan pada saat ditagih. Tujuan kedua untuk mengetahui tingkat solvabilitas,
yaitu menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya
apabila perusahaan tersebut dilikuidasi, yang mencakup baik kewajiban jangka
pendek maupun kewajiban jangka panjang. Tujuan ketiga untuk mengetahui tingkat
profitabilitas, yaitu menunjukkan kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba
selama periode tertentu. Tujuan keempat untuk mengetahui stabilitas, yaitu
kemampuan perusahaan untuk melakukan usahanya dengan stabil, yang diukur dengan
mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk membayar cicilan secara teratur
kepada pemegang saham tanpa mengalami hambatan.
Begitu pula menurut Jumingan, (2005:239) Berkaitan
dengan analisis kinerja keuangan bank mengandung beberapa tujuan:
1.
Untuk mengetahui
keberhasilan pengelolaan keuangan bank terutama kondisi likuiditas, kecukupan
modal, dan profitabilitas yang dicapai dalam tahun berjalan maupun tahun
sebelumnya.
2.
Untuk mengetahui
kemampuan bank dalam mendayagunakan semua asset yang dimiliki dalam
menghasilkan profit secara efisien.
2.
Laporan Keuangan
a. Definisi
Laporan Keuangan
Dalam praktiknya laporan keuangan oleh perusahaan
dibuat dan disusun sesuai dengan aturan dan standar yang berlaku. Hal ini
diperlukan agar laporan keuangan mudah dibaca dan dimengerti. Sehingga dapat
memberikan informasi bagi pihak yang memerlukan dan berkepentingan terhadap
laporan keuangan.
Menurut Irham Fahmi, (2011:22) Laporan keuangan merupakan
suatu informasi yang menggambarkan kondisi suatu perusahaan, dimana selanjutnya
itu akan menjadi suatu informasi yang menggambarkan tentang kinerja suatu
perusahaan.
Dalam pengertian yang sederhana, laporan keuangan
adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau
dalam suatu periode tertentu. Kasmir,
(2008:7)
Sedangkan menurut Munawir dalam Irham Fahmi, (2011:22)
mengatakan “laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk
memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang
telah dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan.” Dengan begitu laporan
keuangan diharapkan akan membantu bagi para pengguna (users) untuk membuat keputusan ekonomi yang bersifat finansial.
Begitu
pula menurut Hery, (2012:4) menjelaskan bahwa laporan keuangan merupakan alat
informasi yang menghubungkan perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan,
yang menunjukkan kondisi kesehatan keuangan perusahaan dan kinerja perusahaan.
b. Jenis-jenis Laporan Keuangan Bank
Menurut Kasmir, (2014:283-285) Sama seperti lembaga
lainnya, bank juga memiliki beberapa jenis laporan keuangan yang disajikan
sesuai dengan SAK dan SKAPI. Artinya, laporan keuangan dibuat sesuai dengan
standar yang telah ditentukan.
Dalam praktiknya, jenis-jenis laporan keuangan bank
yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1.
Neraca
Neraca
merupakan laporan yang menunjukkan posisi keuangan bank pada tanggal tertentu. Posisi
keuangan dimaksudkan adalah posisi aktiva (harta), pasiva (kewajiban dan
ekuitas) suatu bank. Penyusunan komponen didalam neraca didasarkan pada tingkat
likuiditas dan jatuh tempo.
2.
Laporan komitmen
dan kontijensi
Laporan
komitmen merupakan suatu ikatan atau kontrak yang berupa janji yang tidak dapat
dibatalkan secara sepihak (Irrevocable)
dan harus dilaksanakan apabila persyaratan yang disepakati bersama dipenuhi.
Sedangkan laporan kontijensi merupakan tagihan atau kewajiban bank yang
kemungkinan timbulnya tergantung pada terjadi atau tidak terjadinya satu atau
lebih peristiwa dimasa yang akan datang. Penyajian laporan komitmen dan
kontijensi disajikan tersendiri tanpa pos lama.
3.
Laporan laba
rugi
Laporan
laba rugi merupakan laporan keuangan bank yang menggambarkan hasil usaha bank dalam
suatu periode tertentu. Dalam laporan ini tergambar jumlah pendapatan dan sumber-sumber
pendapatan serta jumlah biaya dan jenis-jenis biaya yang dikeluarkan.
4.
Laporan arus kas
Laporan
arus kas merupakan laporan yang menunjukkan semua aspek yang berkaitan dengan
kegiatan bank, baik yang berpengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap
kas. Laporan arus kas harus disusun berdasarkan konsep kas selama periode
laporan.
5.
Catatan atas
laporan keuangan
Catatan
atas laporan keuangan merupakan laporan yang berisi catatan tersendiri mengenai
posisi devisa neto, menurut jenis mata uang dan aktivitas lainnya.
6.
Laporan Keuangan
Gabungan dan Konsolidasi
Laporan
gabungan merupakan laporan dari seluruh cabang-cabang bank yang bersangkutan,
baik yang ada didalam negeri maupun diluar negeri, sedangkan laporan
konsolidasi merupakan laporan bank yang bersangkutan dengan anak perusahaannya.
c. Tujuan
Laporan Keuangan
Secara umum laporan keuangan bertujuan untuk
memberikan informasi keuangan suatu perusahaan, baik pada saat tertentu maupun
periode tertentu.
Adapun
tujuan khusus laporan keuangan adalah menyajikan secara wajar dan sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum mengenai posisi keuangan, hasil usaha, dan
perubahan lain dalam posisi keuangan, Hery (2012:4).
Menurut Standar Akuntansi Keuangan (Ikatan Akuntan
Indonesia, 1994) dalam Irham Fahmi, (2011:26) bahwa “ tujuan laporan keuangan
adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta
perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar
pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi”.
Didalam Kasmir, (2014:281) disebutkan bahwa secara
umum tujuan pembuatan laporan keuangan suatu bank adalah sebagai berikut:
1.
Memberikan
informasi keuangan tentang jumlah aktiva dan jenis-jenis aktiva yang dimiliki.
2. Memberikan
informasi keuangan tentang jumlah kewajiban dan jenis-jenis kewajiban baik
jangka pendek (lancar) maupun jangka panjang.
3. Memberikan
informasi keuangan tentang jumlah modal dan jenis-jenis modal bank pada waktu
tertentu.
4. Memberikan
informasi tentang jumlah hasil usaha yang tercermin dari jumlah pendapatan yang
diperoleh dan sumber-sumber pendapatan bank tersebut.
5. Memberikan
informasi keuangan tentang jumlah biaya-biaya yang dikeluarkan berikut
jenis-jenis biaya yang dikeluarkan dalam periode tertentu.
6. Memberikan
informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi dalam aktiva, kewajiban, dan
modal suatu bank.
7. Memberikan
informasi tentang kinerja manajemen dalam suatu periode dari hasil laporan
keuangan yang disajikan.
Dengan demikian, laporan keuangan disamping
menggambarkan kondisi keuangan suatu bank juga untuk menilai kinerja manajemen
bank yang bersangkutan.
d. Keterbatasan
Laporan Keuangan
Irham Fahmi, (2012:10) menurut PAI (Prinsip Akuntansi Indonesia) sifat
dan keterbatasan laporan keuangan adalah sebagai berikut:
1.
Laporan keuangan
bersifat historis, yaitu merupakan laporan atas kejadian yang telah lewat.
Karenanya, laporan keuangan tidak dapat dianggap sebagai satu-satunya sumber
informasi dalam proses pengambilan keputusan ekonomi.
2.
Laporan keuangan
bersifat umum dan bukan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pihak tertentu.
3.
Proses
penyusunan laporan keuangan tidak luput dari penggunaan taksiran dan berbagai
pertimbangan.
4.
Akuntansi hanya
melaporkan informasi yang material. Demikian pula penerapan prinsip akuntansi
terhadap suatu fakta atau pos tertentu mungkin tidak dilaksanakan jika hal itu
tidak menimbulkan pengaruh yang material terhadap kelayakan laporan keuangan.
5.
Laporan keuangan
bersifat konservatif dalam menghadapi ketidakpastian, bila terdapat beberapa
kemungkinan kesimpulan yang tidak pasti mengenai penilaian suatu pos, lazimnya
dipilih alternative yang menghasilkan laba bersih atau nilai aktiva yang paling
kecil.
6.
Laporan keuangan
lebih menekankan pada makna ekonomis suatu peristiwa/transaksi daripada betuk
hukumnya (formalitas) (substance over form).
7.
Laporan keuangan
disusun dengan menggunakan istilah-istilah teknis dan pemakai laporan di
asumsikan memahami bahasa teknis akuntansi dan sifat dari informasi yang
dilaorkan.
8.
Adanya berbagai
alternative metode akuntansi yang dapat digunkan menimbulkan variasi dalam
pengukuran sumber-sumber ekonomis dan tingkat kesuksesan antar perusahaan.
9.
Informasi yang
bersifat kualitatif dan fakta yang tidak dapat dikuantifikasikan umumnya
diabaikan.
e.
Pihak-Pihak yang
memerlukan Laporan Keuangan
Berdasarkan Kasmir, (2014:282) menyebutkan bahwa pihak-pihak
yang memerlukan laporan keuangan, diantaranya adalah:
1.
Pemegang saham
atau pemilik bank, untuk melihat kemajuan bank yang dipimpin oleh manajemen
dalam suatu periode.
2.
Pemerintah,
untuk mengetahui kemajuan bank yang bersangkutan dan menilai kepatuhan bank
untuk membayar kewajibannya kepada pemerintah.
3.
Manajemen, untuk
menilai kinerja perusahaan dalam mengelola sumber daya yang dimilikinya selama
periode tertentu.
4.
Karyawan, untuk
mengetahui kondisi bank sebenarnya.
5.
Masyarakat luas,
dapat mengetahui kondisi bank yang bersangkutan sehingga masih tetap
mempercayakan dananya disimpan di bank yang bersangkutan atau tidak.
Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI)
dalam Jumingan, (2005:5) laporan keuangan sebagai pertanggungan jawab kepada
pihak ekstern (luar perusahaan) harus disusun sedemikian rupa sehingga:
1. Memenuhi keperluan untuk:
a.
Memberikan
informasi keuangan secara kuantitatif mengenai perusahaan tetentu, guna
memenuhi keperluan para pemakai dalam mengambil keputusan-keputusan ekonomi.
b.
Menyajikan
informasi yang dapat dipercaya mengenai posisi keuangan dan perubahan kekayaan
bersih perusahaan.
c.
Menyajikan
informasi keuangan yang dapat membantu para pemakai dalam menaksir kemampuan
memperoleh laba dari perusahaan.
d.
Menyajikan
informasi lain yang diperlukan mengenai perubahan dalam harta dan kewajiban,
serta mengungkapkan informasi lain yang sesuai dengan keperluan para pemakai.
2. Mencapai
mutu sebagai berikut:
a. Relevan.
b.
Jelas dan dapat
dimengerti.
c.
Dapat di uji
kebenarannya.
d.
Mencerminkan
keadaan perusahaan menurut waktunya secara tepat.
e.
Dapat dibandingkan.
f.
Lengkap, dan
g.
Netral.
3. Analisis
Laporan Keuangan
a. Definisi Analisis Laporan Keuangan
Menurut Sofyan Syafri, (1997:189-190) Analisis laporan
keuangan terdiri dari dua kata yaitu analisis dan laporan keuangan. Analisis
adalah memecahkan atau menguraikan sesuatu unit menjadi berbagai unit terkecil.
Sedangkan laporan keuangan adalah neraca, laba/rugi, dan arus kas (dana). Maka,
analisis laporan keuangan berarti:
“menguraikan
pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat
hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara satu
dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun non-kuantitatif dengan
tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam
proses menghasilkan keputusan yang tepat”.
Menurut Saraswati, Dinastya (2013:3) analisis laporan
keuangan tidak lain merupakan suatu proses untuk membedah laporan keuangan
kedalam unsur-unsurnya, menelaah masing-masing unsur tersebut, dan menelaah
hubungan diantara unsur-unsur tersebut, dengan tujuan untuk memperoleh
pengertian dan pemahaman yang baik dan tepat atas laporan keuangan itu sendiri.
b.
Tujuan dan Manfaat
Analisis Laporan Keuangan
Ada beberapa tujuan dan
manfaat bagi berbagai pihak dengan adanya analisis laporan keuangan. Secara
umum dikatakan bahwa tujuan dan manfaat analisis laporan keuangan adalah:
1. Untuk
mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode tertentu, baik harta,
kewajiban, modal, maupun hasil usaha yang telah dicapai untuk beberapa periode.
2. Untuk
mengetahui kelemahan-kelemahan apa saja yang menjadi kekurangan perusahaan.
3. Untuk
mengetahui kekuatan-kekuatan yang dimiliki.
4. Untuk
mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukan kedepan yang
berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan saat ini.
5. Untuk
melakukan penilaian kinerja manajemen kedepan apakah perlu penyegaran atau
tidak karena sudah dianggap berhasil atau gagal.
6. Dapat
juga digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis tentang hasil yang
mereka capai.
c. Prosedur
Analisis Laporan Keuangan
Sebelum melakukan analisis laporan keuangan,
diperlukan langkah-langkah atau prosedur tertentu. Langkah atau prosedur ini
diperlukan agar urutan proses analisis mudah untuk dilakukan. Adapun langkah
atau prosedur yang dilakukan dalam analisis laporan keuangan adalah:
1.
Mengumpulkan
data keuangan dan data pendukung yang diperlukan selengkap mungkin, baik untuk
satu periode maupun beberapa periode.
2.
Melakukan
pengukuran-pengukuran atau perhitungan-perhitungan dengan rumus-rumus tertentu,
sesuai dengan standar yang biasa digunakan secara cermat dan teliti, sehingga
hasil yang diperoleh benar-benar tepat.
3.
Melakukan
perhitungan dengan memasukkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan
secara cermat.
4.
Memberikan
interprestasi terhadap hasil perhitungan dan pengukuran yang telah dibuat.
5.
Membuat laporan
tentang posisi keuangan perusahaan.
6.
Memberikan
rekomendasi yang dibutuhkan sehubungan dengan hasil analisis tersebut.
d.
Metode Analisis Laporan
Keuangan
Menurut Kasmir, (2008:69) Dalam praktiknya, terdapat
dua macam metode analisis laporan keuangan yang biasa dipakai, yaitu sebagai
berikut:
1. Analisis
Vertikal (Statis)
Analisis
vertikal merupakan analisis yang dilakukan terhadap hanya satu periode laporan
keuangan saja. Analisis dilakukan antara pos-pos yang ada, dalam satu periode.
Informasi yang diperoleh hanya untuk satu periode saja dan tidak diketahui
perkembangan dari periode ke periode.
2. Analisis
Horizontal (Dinamis)
Analisis
horizontal merupakan analisis yang dilakukan dengan membandingkan laporan
keuangan untuk beberapa periode. Dari hasil analisis ini akan terlihat
perkembangan perusahaan dari periode yang satu ke periode yang lain.
e. Jenis-jenis
Teknik Analisis Laporan Keuangan
Kemudian, disamping metode yang digunakan untuk
menganalisis laporan keuangan, terdapat beberapa jenis-jenis teknik analisis
laporan keuangan. Adapun jenis-jenis teknik laporan keuangan yang dapat
dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Analisis
perbandingan antara laporan keuangan merupakan
analisis yang dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan lebih dari satu periode.
2. Analisis
trend atau tendensi merupakan
analisis laporan keuangan yang biasanya dinyatakan dalam persentase tertentu.
3. Analisis
persentase per komponen merupakan
analisis yang dilakukan untuk membandingkan antara komponen yang ada dalam
suatu laporan keuangan, baik yang ada di neraca maupun laporan laba rugi.
4. Analisis
sumber dan penggunaan dana merupakan
analisis yang dilakukan untuk mengetahui sumber-sumber dana perusahaan dan
penggunaan dana dalam suatu periode.
5. Analisis
sumber dan penggunaan kas merupakan
analisis yang digunakan untuk mengetahui sumber-sumber kas perusahaan dan
penggunaan uang kas dalam suatu periode.
6. Analisis
rasio merupakan analisis yang
digunakan untuk mengetahui hubungan pos-pos yang ada dalam satu laporan
keuangan atau pos-pos antara laporan keuangan neraca dan laporan laba rugi.
7. Analisis
kredit merupakan analisis yang
digunakan untuk menilai layak tidaknya sustu kredit dikucurkan oleh lembaga
keuangan seperti bank.
8. Analisis
laba kotor merupakan
analisis yang digunakan untuk mengetahui jumlah laba kotor dari periode ke satu
periode.
9. Analisis
titik pulang pokok atau titik impas (break even point) tujuan analisis ini adalah untuk mengetahui pada
kondisi berapa penjualan produk dilakukan dan perusahaan tidak mengalami
kerugian. Kegunaan analisis ini adalah untuk menentukan jumlah keuntungan pada
berbagai tingkat penjualan.
4. Analisis Rasio Keuangan
a. Definisi
Analisis Rasio Keuangan
Menurut Jumingan, (2005:242) analisis rasio keuangan
merupakan analisis dengan jalan membandingkan satu pos dengan pos laporan
keuangan lainnya baik secara individu maupun bersama-sama guna mengetahui
hubungan di antara pos tertentu, baik dalam neraca maupun laba rugi.
Begitu pula menurut S. Munawir (2002:33) dalam Ulin
Ni’mah (2011:20), analisis rasio keuangan merupakan suatu metode analisa untuk
mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laba/rugi secara
individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut.
Sedangkan pengertian rasio keuangan menurut James C
Van Horne dalam kasmir (2008:104) merupakan indeks yang menghubungkan dua angka
akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu angka dengan angka lainnya. Rasio
keuangan digunakan untuk mengevaluasi kondisi keuangan dan kinerja perusahaan.
Dari hasil rasio keuangan ini akan terlihat kondisi kesehatan perusahaan yang
bersangkutan.
Jadi, rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan
angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka
dengan angka lainnya. Perbandingan dapat dilakukan antara satu komponen dengan
komponen dalam satu laporan keuangan atau antarkomponen yang ada diantara
laporan keuangan. Kemudian angka yang diperbandingkan dapat berupa angka-angka
dalam satu periode maupun beberapa periode.
b. Hubungan
Rasio Keuangan dan Kinerja Keuangan
Menurut Warsidi dan Bambang dalam Irham Fahmi,
(2011:45-46) “Analisis rasio keuangan merupakan instrument analisis prestasi
perusahaan yang menjelaskan berbagai hubungan dan indikator keuangan, yang
ditujukian untuk menunjukkan perubahan dalam kondisi keuangan atau prestasi
operasi di masa lalu dan membantu menggambarkan trend pola perubahan tersebut,
untuk kemudian menunjukkan risiko dan peluang yang melekat pada perusahaan yang
bersangkutan”.
Jadi untuk menilai kondisi dan kinerja keuangan dapat
digunakan rasio yang merupakan perbandingan angka-angka yang terdapat pada
pos-pos laporan keuangan. Maka dari itu, dapat dimengerti bahwa rasio keuangan
dan kinerja keuangan mempunyai hubungan yang erat dalam pengaplikasiannya.
c. Manfaat
Analisis Rasio Keuangan
Menurut Irham Fahmi (2012:109) Adapun manfaat analisis
rasio keuangan adalah:
1. Untuk dijadikan sebagai alat menilai kinerja dan
prestasi perusahaan.
2. Sebagai rujukan untuk membuat perencanaan bagi pihak
manajemen.
3. Sebagai alat untuk mengevaluasi kondisi suatu
perusahaan dari perspektif keuangan.
4. Bagi para kreditor dapat digunakan untuk memperkirakan
potensi risiko yang akan dihadapi dikaitkan dengan adanya jaminan kelangsungan
pembayaran bunga dan pengembalian pokok pinjaman.
5. Dapat dijadikan sebagai penilaian bagi pihak stakeholder
organisasi.
d. Keterbatasan
Analisis Rasio Keuangan
Dalam praktiknya, walaupun rasio keuangan yang
digunakan memiliki fungsi dan kegunaan yang cukup banyak bagi perusahaan dalam
mengambil keputusan, bukan berarti rasio keuangan yang dibuat sudah menjamin
100% kondisi dan posisi keuangan yang sesungguhnya. Karena rasio keuangan yang
digunakan juga memiliki banyak kelemahan. Seperti dijelaskan oleh J. Fred
Weston dalam kasmir (2008:117) sebagai berikut:
1.
Data keuangan
disusun dari data akuntansi. Kemudian data tersebut ditafsirkan dengan berbagai
cara, misalnya masing-masing perusahaan menggunakan metode penyusutan yang
berbeda untuk menentukan nilai penyusutan aktivanya sehingga menghasilkan nilai
penyusutan setiap periode juga berbeda.
2.
Prosedur
pelaporan yang berbeda, mengakibatkan laba yang dilaporkan berbeda pula, (dapat
naik atau turun), tergantung prosedur pelaporan keuangan tersebut.
3.
Adanya
manipulasi data, akibatnya hasil perhitungan rasio keuangan tidak menunjukkan
hasil yang sesungguhnya.
4.
Perlakuan
pengeluaran untuk biaya-biaya antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya
berbeda.
5.
Penggunaan tahun
fiscal yang berbeda, juga dapat menghasilkan perbedaan.
6.
Pengaruh musiman
mengakibatkan rasio komperatif akan ikut berpengaruh.
7.
Kesamaan rasio keuangan
yang telah dibuat dengan standar industri belum menjamin perusahaan berjalan
normal dan telah dikelola dengan baik.
e. Solusi
dalam mengatasi Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan
Oleh karena rasio-rasio keuangan yang digunakan
memiliki banyak kelemahan, maka diperlukan prinsip kehati-hatian agar dapat
meminimalkan risiko kesalahan dalam membuat rasio keuangan. Setidaknya dengan
tindakan kehati-hatian ini dapat membantu dalam menutupi kelemahan dari rasio
tersebut.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menganalisis
laporan keuangan adalah sebagai berikut:
1.
Analisis dan
perhitungan harus dilakukan secara cermat dan akurat.
2.
Kalau terjadi
perbedaan, sebaiknya direkonsiliasi terlebih dahulu
3.
Dalam
menyimpulkan hasil rasio keuangan suatu perusahaan, baik buruknya, hendaknya
dilakukan secara hati-hati.
4.
Sebaiknya analis
harus memiliki dan menguasai informasi tentang operasional dan manajemen
perusahaan.
5.
Jangan terlalu
terpengaruh dengan rasio keuangan yang normal.
6.
Analis juga
harus memiliki indra keenam yang tajam. Artinya dapat melihat hal-hal yang
terkandung atau tersembunyi dalam laporan keuangan berdasarkan pengalaman
sebelumnya.
f. Bentuk-Bentuk
Rasio keuangan
Untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan dengan
menggunakan rasio-rasio keuangan, dapat dilakukan dengan beberapa rasio
keuangan. Setiap rasio keuangan memiliki tujuan, kegunaan, dan arti tertentu.
Kemudian, setiap hasil dari rasio yang diukur di interprestasikan sehingga
menjadi berarti bagi pengambilan keputusan. Berikut ini adalah bentuk-bentuk
rasio keuangan:
1.
Rasio Likuiditas
(Liquidity Ratio)
2.
Rasio
Solvabilitas (Leverage Ratio)
3.
Rasio Aktivitas
(Activity Ratio)
4.
Rasio
Profitabilitas (Provitability Ratio)
5.
Rasio
Pertumbuhan (Growth Ratio)
6.
Rasio Penilaian
(Valuation Ratio)
5. Analisis
Rasio Keuangan Bank
Rasio keuangan yang digunakan oleh bank dengan perusahaan
nonbank sebenarnya relatif tidak jauh beda. Perbedaannya terutama terletak pada
jenis rasio yang digunakan untuk menilai suatu rasio yang jumlahnya lebih
banyak. Hal ini wajar saja karena komponen neraca dan laporan laba rugi yang
dimiliki bank berbeda dengan laporan laba rugi perusahaan nonbank. Bank
merupakan perusahaan keuangan yang bergerak dalam memberikan layanan keuangan
yang mengandalkan kepercayaan dari masyarakat dalam mengelola dananya. Risiko
yang dihadapi bank jauh lebih besar ketimbang perusahaan nonbank sehingga
beberapa rasio dikhususkan untuk memerhatikan rasio ini.
Adapun rasio keuangan bank yang akan disajikan adalah
sebagai berikut:
a. Rasio
Likuiditas Bank
b. Rasio Solvabilitas Bank
c. Rasio Rentabilitas Bank
6. Hasil Penelitian yang Relevan
Dalam
hal ini, peneliti menggunakan jurnal sebelumnya sebagai penelitian terdahulu
yang relevan:
a.
Tri Yanda
Ramayanti (Universitas Bina Darma, Palembang) dengan judul “Analisis Laporan
Keuangan sebagai salah satu alat untuk Menilai Tingkat Keberhasilan Kinerja
Keuangan Manajemen pada CV. Kasur Achmad Syukri”. Dalam penelitian ini
dijelaskan bahwa data analisis menggunakan laporan keuangan yang terdiri atas
neraca dan laporan laba rugi dengan analisis kinerja keuangan menggunakan
analisis operasional, manajemen sumber daya, dan profitabilitas. Bertujuan
untuk menilai tingkat keberhasilan kinerja keuangan manajemen, mengetahui
kondisi dan prestasi yang telah dicapai perusahaan.
b.
Yuli Orniati
(Universitas Gajayana Malang: 2013) dengan judul “Laporan Keuangan sebagai alat
untuk Menilai Kinerja Keuangan”. Dalam penelitian ini dijelaskan bahwa jenis
data yang digunakan adalah data sekunder, berupa data keuangan perusahaan yang
meliputi neraca dan laporan laba rugi. Selanjutnya dilakukan analisis rasio
keuangan, yaitu memperbandingkan rasio-rasio finansial perusahaan antara satu
periode dengan periode lainnya.
c.
Dinastya
Saraswati, Universitas Brawijaya Malang: 2013 dengan judul “Analisis Laporan
Keuangan sebagai alat Penilaian Kinerja Keuangan pada Koperasi (Studi pada
Koperasi Universitas Brawijaya Malang periode 2009-2012)”. Dalam penelitian ini
dijelaskan bahwa penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif dimana
penulis berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa kejadian yang terjadi
saat sekarang sebagaiman adanya pada saat penelitian berlangsung. Dengan
melakukan analisis perbandingan laporan keuangan selama empat periode.
Pengukuran menggunakan rasio keuangan metode time series analysis dan pengukuran
menggunakan rasio keuangan berdasarkan pemeringkatan koperasi.
d.
Ulin Ni’mah
(Universitas Negeri Semarang: 2011) dengan judul “Analisis Kinerja Keuangan
pada Koperasi BMT Bina Usaha Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang”. Dalam
penelitian ini dijelaskan bahwa kinerja keuangan perusahaan merupakan suatu
gambaran tentang kondisi keuangan suatu perusahaan yang di analisis dengan
alat-alat analisis keuangan, sehingga dapat diketahui mengenai baik buruknya
keadaan keuangan suatu perusahaan yang mencerminkan prestasi kerja dalam
periode tertentu. Penulis menggunakan analisis rasio keuangan dalam mengukur
kinerja keuangan perusahaan. Diantaranya analisis rasio likuiditas,
solvabilitas, dan rentabilitas.
e.
Inggrid E.
Turang dengan judul “Analisis Rasio Keuangan sebagai alat Penilaian untuk
Mengukur Kinerja Keuangan Pada PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional, Tbk
Periode Tahun 2010-2012”. Dalam penelitian ini dijelaskan bahwa kinerja
keuangan merupakan gambaran tentang kondisi keuangan suatu perusahaan. Analisis
rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu
pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan
dan signifikan. Menggunakan design penelitian dengan sifat data deskriptif
kuantitatif untuk menelusuri kinerja keuangan perusahaan pada PT. Bank BTPN,
Tbk dari tahun 2010 s/d tahun 2012.
f.
Audri Ayuwardani
Parathon, Universitas Brawijaya dengan judul “Analisis Rasio Keuangan Perbankan
sebagai alat ukur Kinerja Keuangan Bank (Studi Kasus PT. Bank Pembangunan
Daerah Jawa Timur, Tbk Surabaya periode 2009-2012)”. Dalam penelitian ini
dijelaskan bahwa penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kinerja
keuangan bank berdasarkan hasil analisis rasio keuangan perbankan. Jenis
penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan
pendekatan kuantitatif melalui analisis rasio keuangan perbankan pada analisis
rasio likuiditas, analisis rasio rentabilitas, dan analisis rasio solvabilitas.
G.
Metodologi
Penelitian
1.
Variabel Penelitian
Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala
sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik
kesimpulannya, Sugiyono (2012:60).
Dalam penelitian ini digunakan 2 variabel yaitu
sebagai berikut:
a)
Variabel
independen (variabel bebas)
Variabel
bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya
atau timbulnya variabel dependen (terikat). Dalam penelitian ini, terdapat 3
variabel independen yang digunakan yaitu rasio likuiditas bank, rasio
solvabilitas bank, dan rasio rentabilitas bank.
b)
Variabel
dependen (variabel terikat)
Variabel
terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena
adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini digunakan variabel terikat yaitu
kinerja keuangan.
2. Definisi operasional
variabel
Definisi operasional variabel adalah
seperangkat petunjuk yang lengkap tentang apa yang harus di amati dan mengukur
suatu variabel atau konsep untuk menguji kesempurnaan definisi operasional
variabel. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari Variabel bebas yaitu Rasio Likuiditas Bank (X1) ,
Rasio Solvabilitas Bank (X2) , dan Rasio Rentabilitas
Bank (X3) sedangkan
variabel terikat yaitu Kinerja Keuangan (Y)
yang di kategorikan sebagai berikut:
Tabel 1
Matrik
Pengukuran Variabel
No
|
Variabel Penelitian
|
Definisi Operasional
|
Indikator
|
Skala
|
1
|
Kinerja
Keuangan (Y)
|
kinerja
keuangan juga merupakan gambaran kondisi keuangan perusahaan pada suatu
periode tertentu baik menyangkut aspek peng-himpunan dana maupun penyaluran
dana.
Jumingan,
(2005:239)
|
Rasio likuiditas bank,
Rasio solvabilitas bank, dan Rasio rentabilitas bank.
|
Rasio
|
2
|
Rasio
Likuiditas bank (X1)
|
Rasio
likuiditas bank merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank
dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya pada saat ditagih. Terdiri dari:
Quick ratio, Banking ratio, Cash ratio, Loan to deposit ratio, Pengukuran
risiko-risiko (credit risk ratio, deposit risk ratio).
|
|
Rasio
|
3
|
Rasio
Solvabilitas Bank (X2)
|
Rasio
solvabilitas bank merupakan ukuran kemampuan bank dalam mencari sumber dana
untuk membiayai kegiatannya. Terdiri dari: Primary ratio, Capital ratio,
Capital adequacy ratio (CAR 1, CAR 2, CAR 3).
|
|
Rasio
|
4
|
Rasio
Rentabilitas Bank (X3)
|
Rentabilitas
sering juga disebut profitabilitas usaha. Rasio ini digunakan untuk mengukur
tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang
bersangkutan. Terdiri dari: Gross profit margin, Net profit margin, Return on
equity, Return on total assets (gross yield on total assets, net income on
total assets), Rate return on loans, Bepan operasional terhadap pendapatan
operasional.
|
|
Rasio
|
Sumber:
Data diolah 2015
3. Waktu
dan Tempat Penelitian
a. Waktu
Penelitian
Tabel 2
Waktu
penelitian
Tahapan Penelitian
|
Des
|
Jan
|
Feb
|
Mar
|
Apr
|
Mei
|
Pengajuan Judul
|
xxx
|
|
|
|
|
|
Acc Judul
|
xxx
|
|
|
|
|
|
Bimbingan Proposal
|
|
Xxx
|
xxx
|
|
|
|
Seminar Proposal
|
|
|
xxx
|
|
|
|
Pengumpulan Data
|
|
|
|
xxx
|
|
|
Pengolahan Data
|
|
|
|
xxx
|
|
|
Pengajuan Bab I, II, III
|
|
|
|
|
xxx
|
|
Perbaikan Bab I, II, III
|
|
|
|
|
xxx
|
|
Pengajuan Bab IV, V
|
|
|
|
|
|
xxx
|
Perbaikan Bab IV, V
|
|
|
|
|
|
xxx
|
Ujian Skripsi
|
|
|
|
|
|
xxx
|
Sumber:
Data diolah 2015
b. Tempat Penelitian
Penelitian
ini dilakukan pada PT. Bpr Sindang Binaharta.
Jl,
Sultan Mahmud Badaruddin II km. 8 No. 70 Kel. Marga Rahayu, Lubuklinggau.
4. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah studi kasus dengan obyek
penelitian PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Sindang Binaharta Lubuklinggau.
Dengan menggunakan data laporan keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi
periode 31 desember 2010 s/d 31 desember 2014.
5. Teknik Pengumpulan Data
Suyanto, Danang (2013:21) menyatakan bahwa dalam suatu
penelitian terdapat dua sumber data yang dipakai, yaitu:
a. Data Primer
Data
primer adalah data asli yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti untuk menjawab
masalah penelitiannya secara khusus (Istijanto, 2006). Berdasarkan sifatnya
dikategorikan menjadi dua macam, yaitu data kualitatif dan data kuantitatif.
b. Data Sekunder
Data
sekunder adalah data yang bersumber dari catatan yang ada pada perusahaan dan
dari sumber lainnya yaitu dengan mengadakan studi kepustakaan dengan
mempelajari buku-buku yang ada hubungannya dengan obyek penelitian atau dapat
dilakukan dengan menggunakan data dari biro pusat statistic (BPS). Berdasarkan
sumbernya, data sekunder dibedakan menjadi dua macam yaitu data sekunder
internal dan eksternal.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
sekunder, yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung dari sumber pertama
(perusahaan). Melainkan data yang sudah diolah, sehingga data tersebut sudah
tersedia saat kita memerlukannya. Biasanya sudah berbentuk dokumen perusahaan.
Selanjutnya, penulis melengkapi dengan beberapa teori
dalam buku-buku referensi yang berhubungan langsung dengan topik penelitian dan
beberapa sumber yang diakses dari situs internet untuk mendukung referensi yang
ada.
6. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif
kuantitatif prosentase. Deskriptif merupakan tulisan yang berisi paparan uraian
tentang suatu obyek sebagaimana adanya pada waktu tertentu. Kuantitatif adalah
data yang dapat diolah atau diukur. Sedangkan prosentase merupakan data yang
digunakan untuk menyajikan analisis mengenai obyek dengan prosentase. Jadi
metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan tulisan
yang berisi paparan uraian tentang suatu obyek sebagaimana seadanya pada waktu
tertentu dimana data yang digunakan dapat diolah atau diukur dan hasil dari
data yang telah di analisis tesebut berbentuk prosentase.
Dalam menganalisis data penulis menggunakan
perbandingan dalam bentuk rasio keuangan, diantaranya:
a.
Rasio Likuiditas
Bank
Untuk melakukan pengukuran rasio ini, terdapat
beberapa jenis rasio yang masing-masing memiliki maksud dan tujuan tersendiri.
Adapun jenis-jenis rasio likuiditas adalah sebagai berikut:
a) Quick Ratio
b) Banking
Ratio
c) Cash Ratio
d) Loan to
Deposit Ratio
e)
Pengukuran
Risiko-risiko
1. Credit Risk
Ratio
2. Deposit
Risk Ratio
b. Rasio
Solvabilitas Bank
Rasio ini bertujuan untuk mengukur efektifitas bank
dalam mencapai tujuannya, adapun rasio yang digunakan adalah:
a) Primary
Ratio
b) Capital
Ratio
c) Capital
Adequacy Ratio
1. Capital
Adequacy Ratio 1 (CAR 1)
2. Capital
Adequacy Ratio 2 (CAR 2)
3. Capital
Adequacy Ratio 3 (CAR 3)
c. Rasio Rentabilitas Bank
Rentabilitas sering juga disebut profitabilitas usaha.
Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas
yang dicapai oleh bank yang bersangkutan. Rentabilitas rasio bank terdiri dari
sebagai berikut:
a) Gross
Profit Margin
b) Net Profit
Margin
c) Return on
Equity (ROE)
d) Return on
Total Assets (ROA)
1. Gross Yield
on Total Assets
2. Net Income
on Total Assets
e) Rate Return
on Loans
f)
Beban
Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
DAFTAR PUSTAKA
Fahmi, Irham. 2011. Analisis Kinerja Keuangan. Bandung: Alfabeta
Fahmi, Irham. 2012. Analisis Laporan Keuangan. Cetakan ke-2. Bandung: Alfabeta
Harahap, Sofyan Syafri. 2011. Analisis Kritis atas Laporan
Keuangan. Cetakan ke-10. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Hery.
2012. Analisis Laporan Keuangan.
Jakarta: PT. Bumi Aksara
Jumingan. 2005. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Kasmir. 2008. Analisis
Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Kasmir. 2013. Bank
dan Lembaga Keuangan Lainnya. Cetakan ke-12. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada
Kasmir. 2014. Manajemen
Perbankan. Edisi Revisi. Cetakan ke-12. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Ni’mah, Ulin. 2011. Analisis Kinerja Keuangan pada Koperasi BMT Bina Usaha Kecamatan Bergas
Kabupaten Semarang. Skripsi: Universitas Negeri Semarang (diakses 04
desember 2014)
Orniati, Yuli. 2009. Laporan Keuangan sebagai Alat untuk Menilai Kinerja Keuangan.
Jurnal Ekonomi: Universitas Gajayana Malang (di akses 04 desember 2014)
Parathon, Audri Ayuwardani. Analisis Rasio Keuangan Perbankan sebagai Alat Ukur Kinerja Keuangan
Bank (Studi kasus PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur, Tbk Surabaya periode
2009-2012). Jurnal Ekonomi: Universitas Brawijaya. (di akses 16 januari
2015)
Ramayanti, Tri Yanda. Analisis Laporan Keuangan sebagai salah satu Alat untuk Menilai Tingkat
Keberhasilan Kinerja Keuangan Manajemen pada CV. Kasur Achmad Syukri.
Jurnal Ekonomi: Universitas Bina Darma. (di akses 04 Desember 2014)
Saraswati, Dinastya. 2013. Analisis Laporan Keuangan sebagai Alat Penilaian Kinerja Keuangan pada
Koperasi (studi pada koperasi universitas brawijaya malang periode 2009-2012). Jurnal
Ekonomi: Universitas Brawijaya. (di akses 04 desember 2014)
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Cetakan ke-15. Bandung: Alfabeta
Sunyoto, Danang. 2013. Metodologi Penelitian Akuntansi. Bandung: PT. Refika Aditama
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Musi Rawas. 2014. Buku Pedoman Penulisan Skripsi. Lubuklinggau: Percetakan STIE-MURA
Lubuklinggau
Turang, Ingrid. Analisis Rasio
Keuangan sebagai alat Penilaian untuk Mengukur Kinerja Keuangan pada PT. Bank
Tabungan Pensiunan Nasional, Tbk periode tahun 2010-2012. Jurnal Ekonomi: Ingrid_turang@yahoo.com (di akses 16 januari 2015)
Komentar
Posting Komentar