Analisis Laporan Keuangan sebagai dasar untuk menilai kinerja keuangan

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN SEBAGAI DASAR
UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA
PT. BPR SINDANG BINAHARTA
LUBUKLINGGAU


A.                Latar Belakang Masalah
Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kembali kepada kelompok masyarakat yang lain dalam bentuk kredit serta bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Bank perkreditan rakyat (BPR) adalah lembaga keuangan bank yang menerima simpanan hanya dalam bentuk deposito berjangka, tabungan, atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu dan menyalurkan kembali dalam bentuk kredit. Dasar hukum BPR adalah UU perbankan nomor 10 tahun 1998 dengan memenuhi persyaratan tatacara yang ditetapkan dengan peraturan pemerintah.
Dalam menjalankan usahanya, bank tentu memiliki tujuan yang ingin dicapai agar usaha yang dilaksanakan terus berkelanjutan dan dapat menyediakan berbagai jenis produk. Oleh karena itu, dibutuhkan perencanaan keuangan yang tepat dan akurat agar usaha yang dijalankan dapat dipantau perkembangannya. Hal ini bisa dilihat melalui laporan keuangan dalam satu periode tertentu. Kasmir, (2008:66) Agar laporan keuangan menjadi lebih berarti, sehingga dapat dipahami dan dimengerti oleh berbagai pihak, perlu dilakukan analisis laporan keuangan. Bagi pihak pemilik dan manajemen, tujuan utama analisis laporan keuangan adalah agar dapat mengetahui posisi keuangan perusahaan saat ini. Dengan mengetahui posisi keuangan, setelah dilakukan analisis laporan keuangan secara mendalam, akan terlihat apakah perusahaan dapat mencapai target yang telah direncanakan sebelumnya atau tidak.
Ulin Ni’mah (2011:4-5) Analisis laporan keuangan mencakup pengaplikasian berbagai alat dan teknik analisis pada laporan dan data keuangan dalam rangka untuk memperoleh ukuran dan hubungan yang berarti dan berguna dalam proses pengambilan keputusan baik pihak internal maupun pihak eksternal. Dengan demikian tujuan analisis laporan keuangan adalah mengkonversikan data menjadi informasi.
Kasmir, (2008:68) Ada beberapa tujuan yang ingin dicapai dalam analisis laporan keuangan, diantaranya adalah sebagai berikut:
1.      Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode tertentu, baik harta, kewajiban, modal, maupun hasil usaha yang telah dicapai untuk beberapa periode.
2.      Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan apa saja yang menjadi kekurangan perusahaan.
3.      Untuk mengetahui kekuatan-kekuatan yang dimiliki.
4.      Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukan kedepan yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan saat ini.
5.      Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen kedepan apakah perlu penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau gagal.
6.      Dapat juga digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis tentang hasil yang mereka capai.
Analisis laporan keuangan juga dijadikan dasar untuk penilaian atas kinerja keuangan dan prestasi manajemen. Kinerja keuangan perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi keuangan suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat-alat analisis keuangan. Sehingga dapat diketahui baik buruknya keuangan suatu perusahaan yang mencerminkan prestasi kerja dalam satu periode tertentu.
Cara untuk mengetahui baik buruknya kinerja keuangan suatu perusahaan dapat diketahui dengan cara menganalisis hubungan dari berbagai pos dalam suatu laporan keuangan. Agar laporan keuangan lebih mudah untuk dipahami, dibaca, dan dimengerti, maka laporan keuangan perlu dianalisis terlebih dahulu dengan berbagai alat analisis yang biasa digunakan. Salah satu alat analisis tersebut dikenal dengan analisis rasio keuangan.
Kasmir, (2008:100) Analisis rasio keuangan merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui hubungan pos-pos yang ada dalam satu laporan keuangan atau pos-pos antara laporan keuangan neraca dan laporan laba rugi. Analisis pos-pos neraca akan memberikan gambaran tentang posisi keuangan perusahaan, sementara analisis terhadap laporan laba rugi akan mendeskripsikan hasil atau perkembangan usaha dari perusahaan.
Rasio keuangan juga digunakan untuk mengevaluasi kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. Dari hasil rasio keuangan akan terlihat kondisi kesehatan perusahaan yang bersangkutan sehingga dapat menilai kinerja manajemen dalam suatu periode. Kasmir, (2008:105) dalam praktiknya, analisis rasio keuangan suatu perusahaan dapat digolongkan menjadi sebagai berikut:
1.      Rasio neraca, yaitu membandingkan angka-angka yang hanya bersumber dari neraca.
2.      Rasio laporan laba rugi, yaitu membandingkan angka-angka yang hanya bersumber dari laporan laba rugi.
3.      Rasio antarlaporan, yaitu membandingkan angka-angka dari dua sumber (data campuran), baik yang ada di neraca maupun di laporan laba rugi.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan analisis rasio likuiditas bank, rasio solvabilitas bank, dan rasio rentabilitas bank. Dengan perhitungan ketiga rasio tersebut dianggap sudah cukup untuk melakukan penilaian kinerja keuangan suatu bank, karena ketiga rasio tersebut mencakup faktor-faktor utama penilaian kinerja bank. Diantaranya tingkat likuiditas bank dan pengukuran tingkat efisiensi usaha dalam mendapatkan profit yang akan dicapai. Dengan demikian, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dalam pengambilan kebijakan yang akan dilaksanakan bank.

B.                 Perumusan Masalah
1.      Identifikasi masalah
Kinerja keuangan merupakan hal penting yang harus dicapai oleh setiap perusahaan dimanapun, karena kinerja merupakan cerminan dari kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengalokasikan sumber dayanya. Dengan begitu, dapat diketahui baik buruknya kondisi kinerja keuangan perusahaan dalam setiap periodenya.
Berdasarkan laporan keuangan laba rugi PT. BPR Sindang Binaharta Lubuklinggau periode 31 Desember 2010 s/d 31 Desember 2014, Maka dapat dilihat bahwa kinerja keuangan perusahaan cukup baik dalam setiap periode nya. Dimana terjadi kenaikan laba yang cukup signifikan pada tahun 2010 s/d 2012. Tetapi pada tahun 2013 terjadi penurunan laba perusahaan.
Apabila hal ini dibiarkan saja dan tidak segera diatasi dan terus mengalami penurunan ditahun berikutnya, maka akan berakibat buruk pada kinerja keuangan perusahaan itu sendiri. Diharapkan agar kedepannya masalah ini dapat terselesaikan dan perusahaan dapat meningkatkan lagi kinerja perusahaan agar memperoleh laba yang lebih maksimal .
  
2.      Batasan masalah
Seperti kita ketahui, dalam menilai kinerja keuangan penulis menggunakan analisis rasio keuangan. Oleh karena alat untuk menganalisis rasio keuangan sangat banyak, maka peneliti memberi batasan pada kinerja keuangan diukur dengan menggunakan rasio likuiditas bank, rasio solvabilitas bank dan rasio rentabilitas bank selama periode 31 Desember 2010 s/d 31 Desember 2014. Hal ini ditujukan, agar penelitian dan hasil penelitian lebih fokus.

3.      Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dijabarkan dalam penelitian ini, diantaranya adalah:
1.      Bagaimana kinerja keuangan PT. BPR Sindang Binaharta dilihat dari rasio likuiditas bank?
2.      Bagaimana kinerja keuangan PT. BPR Sindang Binaharta dilihat dari rasio solvabilitas bank?
3.      Bagaimana kinerja keuangan PT. BPR Sindang Binaharta dilihat dari rasio rentabilitas bank?

C.                Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian pada PT. BPR Sindang Binaharta Lubuklinggau adalah sebagai:
1.  Untuk mengetahui tingkat likuiditas bank yang diukur dengan menggunakan rasio likuiditas bank.
2.    Untuk mengetahui kinerja bank dalam mencari sumber dana untuk membiayai kegiatannya dengan menggunakan rasio solvabilitas bank.
3. Untuk mengetahui kinerja bank dalam mendapatkan laba dan efisiensi dengan menggunakan rasio rentabilitas bank.

D.                Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:
1.      Manfaat teoritis
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangsih konseptual bagi perkembangan dunia ilmu ekonomi, khususnya analisis laporan keuangan dan sebagai pembelajaran penerapan teori yang telah diperoleh selama masa perkuliahan dan membandingkan dengan realita yang ada di dunia nyata.

2.      Manfaat praktis
a. Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan .
b.  Bagi penulis, sebagai sarana penerapan ilmu pengetahuan dan tambahan wawasan mengenai cara menganalisis kinerja keuangan pada suatu perusahaan.
c.   Bagi pembaca, diharapkan mampu memberikan referensi bagi pembaca dan berguna untuk penelitian serupa dimasa yang akan datang.

E.                 Tinjauan Pustaka
1.      Kinerja Keuangan
a.       Definisi Kinerja Keuangan
Kinerja merupakan hal penting yang harus dicapai oleh setiap perusahaan dimanapun, karena kinerja merupakan cerminan dari kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengalokasikan sumber dayanya, Tri Yanda Ramayanti (hal:2).
Kinerja keuangan suatu perusahaan juga dapat diartikan sebagai prospek atau masa depan, pertumbuhan dan potensi perkembangan yang baik bagi perusahaan. Informasi kinerja keuangan diperlukan untuk menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi, yang mungkin dikendalikan dimasa depan dan untuk memprediksi kapasitas produksi dari sumber daya yang ada (barlian, 2003) dalam Yuli Orniati (2009:206).
Menurut Jumingan, (2005:239) kinerja keuangan juga merupakan gambaran kondisi keuangan perusahaan pada suatu periode tertentu baik menyangkut aspek penghimpunan dana maupun penyaluran dana yang biasanya diukur dengan indikator kecukupan modal, likuiditas, dan profitabilitas.
Selain itu, Irham Fahmi (2011:2) mengatakan kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. Seperti dengan membuat suatu laporan keuangan yang telah memenuhi standard an ketentuan dalam SAK (Standar Akuntansi Keuangan) atau GAAP (General Accepted Accounting Principle), dan lainnya.

b.      Tujuan penilaian kinerja keuangan
Yuli Orniati, (2009:208) pengukuran kinerja keuangan memiliki beberapa tujuan (Munawir, 2002). Tujuan pertama untuk mengetahui tingkat likuiditas, yaitu kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih. Tujuan kedua untuk mengetahui tingkat solvabilitas, yaitu menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasi, yang mencakup baik kewajiban jangka pendek maupun kewajiban jangka panjang. Tujuan ketiga untuk mengetahui tingkat profitabilitas, yaitu menunjukkan kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba selama periode tertentu. Tujuan keempat untuk mengetahui stabilitas, yaitu kemampuan perusahaan untuk melakukan usahanya dengan stabil, yang diukur dengan mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk membayar cicilan secara teratur kepada pemegang saham tanpa mengalami hambatan.
Begitu pula menurut Jumingan, (2005:239) Berkaitan dengan analisis kinerja keuangan bank mengandung beberapa tujuan:
1.      Untuk mengetahui keberhasilan pengelolaan keuangan bank terutama kondisi likuiditas, kecukupan modal, dan profitabilitas yang dicapai dalam tahun berjalan maupun tahun sebelumnya.
2.      Untuk mengetahui kemampuan bank dalam mendayagunakan semua asset yang dimiliki dalam menghasilkan profit secara efisien.

2.      Laporan Keuangan
a.       Definisi Laporan Keuangan
Dalam praktiknya laporan keuangan oleh perusahaan dibuat dan disusun sesuai dengan aturan dan standar yang berlaku. Hal ini diperlukan agar laporan keuangan mudah dibaca dan dimengerti. Sehingga dapat memberikan informasi bagi pihak yang memerlukan dan berkepentingan terhadap laporan keuangan.
Menurut Irham Fahmi, (2011:22) Laporan keuangan merupakan suatu informasi yang menggambarkan kondisi suatu perusahaan, dimana selanjutnya itu akan menjadi suatu informasi yang menggambarkan tentang kinerja suatu perusahaan.
Dalam pengertian yang sederhana, laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu. Kasmir, (2008:7)
Sedangkan menurut Munawir dalam Irham Fahmi, (2011:22) mengatakan “laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan.” Dengan begitu laporan keuangan diharapkan akan membantu bagi para pengguna (users) untuk membuat keputusan ekonomi yang bersifat finansial.
Begitu pula menurut Hery, (2012:4) menjelaskan bahwa laporan keuangan merupakan alat informasi yang menghubungkan perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan, yang menunjukkan kondisi kesehatan keuangan perusahaan dan kinerja perusahaan.

b.      Jenis-jenis Laporan Keuangan Bank
Menurut Kasmir, (2014:283-285) Sama seperti lembaga lainnya, bank juga memiliki beberapa jenis laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan SAK dan SKAPI. Artinya, laporan keuangan dibuat sesuai dengan standar yang telah ditentukan.
Dalam praktiknya, jenis-jenis laporan keuangan bank yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1.      Neraca
Neraca merupakan laporan yang menunjukkan posisi keuangan bank pada tanggal tertentu. Posisi keuangan dimaksudkan adalah posisi aktiva (harta), pasiva (kewajiban dan ekuitas) suatu bank. Penyusunan komponen didalam neraca didasarkan pada tingkat likuiditas dan jatuh tempo.
2.      Laporan komitmen dan kontijensi
Laporan komitmen merupakan suatu ikatan atau kontrak yang berupa janji yang tidak dapat dibatalkan secara sepihak (Irrevocable) dan harus dilaksanakan apabila persyaratan yang disepakati bersama dipenuhi. Sedangkan laporan kontijensi merupakan tagihan atau kewajiban bank yang kemungkinan timbulnya tergantung pada terjadi atau tidak terjadinya satu atau lebih peristiwa dimasa yang akan datang. Penyajian laporan komitmen dan kontijensi disajikan tersendiri tanpa pos lama.
3.      Laporan laba rugi
Laporan laba rugi merupakan laporan keuangan bank yang menggambarkan hasil usaha bank dalam suatu periode tertentu. Dalam laporan ini tergambar jumlah pendapatan dan sumber-sumber pendapatan serta jumlah biaya dan jenis-jenis biaya yang dikeluarkan. 
4.      Laporan arus kas
Laporan arus kas merupakan laporan yang menunjukkan semua aspek yang berkaitan dengan kegiatan bank, baik yang berpengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap kas. Laporan arus kas harus disusun berdasarkan konsep kas selama periode laporan.
5.      Catatan atas laporan keuangan
Catatan atas laporan keuangan merupakan laporan yang berisi catatan tersendiri mengenai posisi devisa neto, menurut jenis mata uang dan aktivitas lainnya.
6.      Laporan Keuangan Gabungan dan Konsolidasi
Laporan gabungan merupakan laporan dari seluruh cabang-cabang bank yang bersangkutan, baik yang ada didalam negeri maupun diluar negeri, sedangkan laporan konsolidasi merupakan laporan bank yang bersangkutan dengan anak perusahaannya.

c.       Tujuan Laporan Keuangan
Secara umum laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi keuangan suatu perusahaan, baik pada saat tertentu maupun periode tertentu.
Adapun tujuan khusus laporan keuangan adalah menyajikan secara wajar dan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum mengenai posisi keuangan, hasil usaha, dan perubahan lain dalam posisi keuangan, Hery (2012:4).
Menurut Standar Akuntansi Keuangan (Ikatan Akuntan Indonesia, 1994) dalam Irham Fahmi, (2011:26) bahwa “ tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi”.
Didalam Kasmir, (2014:281) disebutkan bahwa secara umum tujuan pembuatan laporan keuangan suatu bank adalah sebagai berikut:
1.      Memberikan informasi keuangan tentang jumlah aktiva dan jenis-jenis aktiva yang dimiliki.
2. Memberikan informasi keuangan tentang jumlah kewajiban dan jenis-jenis kewajiban baik jangka pendek (lancar) maupun jangka panjang.
3.    Memberikan informasi keuangan tentang jumlah modal dan jenis-jenis modal bank pada waktu tertentu.
4.  Memberikan informasi tentang jumlah hasil usaha yang tercermin dari jumlah pendapatan yang diperoleh dan sumber-sumber pendapatan bank tersebut.
5.  Memberikan informasi keuangan tentang jumlah biaya-biaya yang dikeluarkan berikut jenis-jenis biaya yang dikeluarkan dalam periode tertentu.
6.  Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi dalam aktiva, kewajiban, dan modal suatu bank.
7.    Memberikan informasi tentang kinerja manajemen dalam suatu periode dari hasil laporan keuangan yang disajikan.

Dengan demikian, laporan keuangan disamping menggambarkan kondisi keuangan suatu bank juga untuk menilai kinerja manajemen bank yang bersangkutan.

d.      Keterbatasan Laporan Keuangan
Irham Fahmi, (2012:10) menurut PAI (Prinsip Akuntansi Indonesia) sifat dan keterbatasan laporan keuangan adalah sebagai berikut:
1.      Laporan keuangan bersifat historis, yaitu merupakan laporan atas kejadian yang telah lewat. Karenanya, laporan keuangan tidak dapat dianggap sebagai satu-satunya sumber informasi dalam proses pengambilan keputusan ekonomi.
2.      Laporan keuangan bersifat umum dan bukan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pihak tertentu.
3.      Proses penyusunan laporan keuangan tidak luput dari penggunaan taksiran dan berbagai pertimbangan.
4.      Akuntansi hanya melaporkan informasi yang material. Demikian pula penerapan prinsip akuntansi terhadap suatu fakta atau pos tertentu mungkin tidak dilaksanakan jika hal itu tidak menimbulkan pengaruh yang material terhadap kelayakan laporan keuangan.
5.      Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi ketidakpastian, bila terdapat beberapa kemungkinan kesimpulan yang tidak pasti mengenai penilaian suatu pos, lazimnya dipilih alternative yang menghasilkan laba bersih atau nilai aktiva yang paling kecil.
6.      Laporan keuangan lebih menekankan pada makna ekonomis suatu peristiwa/transaksi daripada betuk hukumnya (formalitas) (substance over form).
7.      Laporan keuangan disusun dengan menggunakan istilah-istilah teknis dan pemakai laporan di asumsikan memahami bahasa teknis akuntansi dan sifat dari informasi yang dilaorkan.
8.      Adanya berbagai alternative metode akuntansi yang dapat digunkan menimbulkan variasi dalam pengukuran sumber-sumber ekonomis dan tingkat kesuksesan antar perusahaan.
9.      Informasi yang bersifat kualitatif dan fakta yang tidak dapat dikuantifikasikan umumnya diabaikan.

e.       Pihak-Pihak yang memerlukan Laporan Keuangan
Berdasarkan Kasmir, (2014:282) menyebutkan bahwa pihak-pihak yang memerlukan laporan keuangan, diantaranya adalah:
1.      Pemegang saham atau pemilik bank, untuk melihat kemajuan bank yang dipimpin oleh manajemen dalam suatu periode.
2.      Pemerintah, untuk mengetahui kemajuan bank yang bersangkutan dan menilai kepatuhan bank untuk membayar kewajibannya kepada pemerintah.
3.      Manajemen, untuk menilai kinerja perusahaan dalam mengelola sumber daya yang dimilikinya selama periode tertentu.
4.      Karyawan, untuk mengetahui kondisi bank sebenarnya.
5.      Masyarakat luas, dapat mengetahui kondisi bank yang bersangkutan sehingga masih tetap mempercayakan dananya disimpan di bank yang bersangkutan atau tidak.
Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) dalam Jumingan, (2005:5) laporan keuangan sebagai pertanggungan jawab kepada pihak ekstern (luar perusahaan) harus disusun sedemikian rupa sehingga:
1.      Memenuhi keperluan untuk:
a.       Memberikan informasi keuangan secara kuantitatif mengenai perusahaan tetentu, guna memenuhi keperluan para pemakai dalam mengambil keputusan-keputusan ekonomi.
b.      Menyajikan informasi yang dapat dipercaya mengenai posisi keuangan dan perubahan kekayaan bersih perusahaan.
c.       Menyajikan informasi keuangan yang dapat membantu para pemakai dalam menaksir kemampuan memperoleh laba dari perusahaan.
d.      Menyajikan informasi lain yang diperlukan mengenai perubahan dalam harta dan kewajiban, serta mengungkapkan informasi lain yang sesuai dengan keperluan para pemakai.

2.      Mencapai mutu sebagai berikut:
a.       Relevan.
b.      Jelas dan dapat dimengerti.
c.       Dapat di uji kebenarannya.
d.      Mencerminkan keadaan perusahaan menurut waktunya secara tepat.
e.       Dapat dibandingkan.
f.       Lengkap, dan
g.      Netral.

3.      Analisis Laporan Keuangan
a.       Definisi Analisis Laporan Keuangan
Menurut Sofyan Syafri, (1997:189-190) Analisis laporan keuangan terdiri dari dua kata yaitu analisis dan laporan keuangan. Analisis adalah memecahkan atau menguraikan sesuatu unit menjadi berbagai unit terkecil. Sedangkan laporan keuangan adalah neraca, laba/rugi, dan arus kas (dana). Maka, analisis laporan keuangan berarti:
“menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun non-kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat”.

Menurut Saraswati, Dinastya (2013:3) analisis laporan keuangan tidak lain merupakan suatu proses untuk membedah laporan keuangan kedalam unsur-unsurnya, menelaah masing-masing unsur tersebut, dan menelaah hubungan diantara unsur-unsur tersebut, dengan tujuan untuk memperoleh pengertian dan pemahaman yang baik dan tepat atas laporan keuangan itu sendiri.

b.         Tujuan dan Manfaat Analisis Laporan Keuangan
Ada beberapa tujuan dan manfaat bagi berbagai pihak dengan adanya analisis laporan keuangan. Secara umum dikatakan bahwa tujuan dan manfaat analisis laporan keuangan adalah:
1.      Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode tertentu, baik harta, kewajiban, modal, maupun hasil usaha yang telah dicapai untuk beberapa periode.
2.      Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan apa saja yang menjadi kekurangan perusahaan.
3.      Untuk mengetahui kekuatan-kekuatan yang dimiliki.
4.      Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukan kedepan yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan saat ini.
5.      Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen kedepan apakah perlu penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau gagal.
6.      Dapat juga digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis tentang hasil yang mereka capai.

c.       Prosedur Analisis Laporan Keuangan
Sebelum melakukan analisis laporan keuangan, diperlukan langkah-langkah atau prosedur tertentu. Langkah atau prosedur ini diperlukan agar urutan proses analisis mudah untuk dilakukan. Adapun langkah atau prosedur yang dilakukan dalam analisis laporan keuangan adalah:
1.      Mengumpulkan data keuangan dan data pendukung yang diperlukan selengkap mungkin, baik untuk satu periode maupun beberapa periode.
2.      Melakukan pengukuran-pengukuran atau perhitungan-perhitungan dengan rumus-rumus tertentu, sesuai dengan standar yang biasa digunakan secara cermat dan teliti, sehingga hasil yang diperoleh benar-benar tepat.
3.      Melakukan perhitungan dengan memasukkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan secara cermat.
4.      Memberikan interprestasi terhadap hasil perhitungan dan pengukuran yang telah dibuat.
5.      Membuat laporan tentang posisi keuangan perusahaan.
6.      Memberikan rekomendasi yang dibutuhkan sehubungan dengan hasil analisis tersebut.

d.      Metode Analisis Laporan Keuangan
Menurut Kasmir, (2008:69) Dalam praktiknya, terdapat dua macam metode analisis laporan keuangan yang biasa dipakai, yaitu sebagai berikut: 
1.      Analisis Vertikal (Statis)
Analisis vertikal merupakan analisis yang dilakukan terhadap hanya satu periode laporan keuangan saja. Analisis dilakukan antara pos-pos yang ada, dalam satu periode. Informasi yang diperoleh hanya untuk satu periode saja dan tidak diketahui perkembangan dari periode ke periode.
2.      Analisis Horizontal (Dinamis)
Analisis horizontal merupakan analisis yang dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode. Dari hasil analisis ini akan terlihat perkembangan perusahaan dari periode yang satu ke periode yang lain.

e.       Jenis-jenis Teknik Analisis Laporan Keuangan
Kemudian, disamping metode yang digunakan untuk menganalisis laporan keuangan, terdapat beberapa jenis-jenis teknik analisis laporan keuangan. Adapun jenis-jenis teknik laporan keuangan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
1.      Analisis perbandingan antara laporan keuangan merupakan analisis yang dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan lebih dari satu periode.
2.      Analisis trend atau tendensi merupakan analisis laporan keuangan yang biasanya dinyatakan dalam persentase tertentu.
3.      Analisis persentase per komponen merupakan analisis yang dilakukan untuk membandingkan antara komponen yang ada dalam suatu laporan keuangan, baik yang ada di neraca maupun laporan laba rugi.
4.      Analisis sumber dan penggunaan dana merupakan analisis yang dilakukan untuk mengetahui sumber-sumber dana perusahaan dan penggunaan dana dalam suatu periode.
5.      Analisis sumber dan penggunaan kas merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui sumber-sumber kas perusahaan dan penggunaan uang kas dalam suatu periode.
6.      Analisis rasio merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui hubungan pos-pos yang ada dalam satu laporan keuangan atau pos-pos antara laporan keuangan neraca dan laporan laba rugi.
7.      Analisis kredit merupakan analisis yang digunakan untuk menilai layak tidaknya sustu kredit dikucurkan oleh lembaga keuangan seperti bank.
8.      Analisis laba kotor merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui jumlah laba kotor dari periode ke satu periode.
9.      Analisis titik pulang pokok atau titik impas (break even point) tujuan analisis ini adalah untuk mengetahui pada kondisi berapa penjualan produk dilakukan dan perusahaan tidak mengalami kerugian. Kegunaan analisis ini adalah untuk menentukan jumlah keuntungan pada berbagai tingkat penjualan.

4.      Analisis Rasio Keuangan
a.       Definisi Analisis Rasio Keuangan
Menurut Jumingan, (2005:242) analisis rasio keuangan merupakan analisis dengan jalan membandingkan satu pos dengan pos laporan keuangan lainnya baik secara individu maupun bersama-sama guna mengetahui hubungan di antara pos tertentu, baik dalam neraca maupun laba rugi.
Begitu pula menurut S. Munawir (2002:33) dalam Ulin Ni’mah (2011:20), analisis rasio keuangan merupakan suatu metode analisa untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laba/rugi secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut.
Sedangkan pengertian rasio keuangan menurut James C Van Horne dalam kasmir (2008:104) merupakan indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu angka dengan angka lainnya. Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. Dari hasil rasio keuangan ini akan terlihat kondisi kesehatan perusahaan yang bersangkutan.
Jadi, rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya. Perbandingan dapat dilakukan antara satu komponen dengan komponen dalam satu laporan keuangan atau antarkomponen yang ada diantara laporan keuangan. Kemudian angka yang diperbandingkan dapat berupa angka-angka dalam satu periode maupun beberapa periode.

b.      Hubungan Rasio Keuangan dan Kinerja Keuangan
Menurut Warsidi dan Bambang dalam Irham Fahmi, (2011:45-46) “Analisis rasio keuangan merupakan instrument analisis prestasi perusahaan yang menjelaskan berbagai hubungan dan indikator keuangan, yang ditujukian untuk menunjukkan perubahan dalam kondisi keuangan atau prestasi operasi di masa lalu dan membantu menggambarkan trend pola perubahan tersebut, untuk kemudian menunjukkan risiko dan peluang yang melekat pada perusahaan yang bersangkutan”.
Jadi untuk menilai kondisi dan kinerja keuangan dapat digunakan rasio yang merupakan perbandingan angka-angka yang terdapat pada pos-pos laporan keuangan. Maka dari itu, dapat dimengerti bahwa rasio keuangan dan kinerja keuangan mempunyai hubungan yang erat dalam pengaplikasiannya.

c.       Manfaat Analisis Rasio Keuangan
Menurut Irham Fahmi (2012:109) Adapun manfaat analisis rasio keuangan adalah:
1.      Untuk dijadikan sebagai alat menilai kinerja dan prestasi perusahaan.
2.      Sebagai rujukan untuk membuat perencanaan bagi pihak manajemen.
3.      Sebagai alat untuk mengevaluasi kondisi suatu perusahaan dari perspektif keuangan.
4.      Bagi para kreditor dapat digunakan untuk memperkirakan potensi risiko yang akan dihadapi dikaitkan dengan adanya jaminan kelangsungan pembayaran bunga dan pengembalian pokok pinjaman.
5.      Dapat dijadikan sebagai penilaian bagi pihak stakeholder organisasi.

d.      Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan
Dalam praktiknya, walaupun rasio keuangan yang digunakan memiliki fungsi dan kegunaan yang cukup banyak bagi perusahaan dalam mengambil keputusan, bukan berarti rasio keuangan yang dibuat sudah menjamin 100% kondisi dan posisi keuangan yang sesungguhnya. Karena rasio keuangan yang digunakan juga memiliki banyak kelemahan. Seperti dijelaskan oleh J. Fred Weston dalam kasmir (2008:117) sebagai berikut:
1.      Data keuangan disusun dari data akuntansi. Kemudian data tersebut ditafsirkan dengan berbagai cara, misalnya masing-masing perusahaan menggunakan metode penyusutan yang berbeda untuk menentukan nilai penyusutan aktivanya sehingga menghasilkan nilai penyusutan setiap periode juga berbeda.
2.      Prosedur pelaporan yang berbeda, mengakibatkan laba yang dilaporkan berbeda pula, (dapat naik atau turun), tergantung prosedur pelaporan keuangan tersebut.
3.      Adanya manipulasi data, akibatnya hasil perhitungan rasio keuangan tidak menunjukkan hasil yang sesungguhnya.
4.      Perlakuan pengeluaran untuk biaya-biaya antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya berbeda.
5.      Penggunaan tahun fiscal yang berbeda, juga dapat menghasilkan perbedaan.
6.      Pengaruh musiman mengakibatkan rasio komperatif akan ikut berpengaruh.
7.      Kesamaan rasio keuangan yang telah dibuat dengan standar industri belum menjamin perusahaan berjalan normal dan telah dikelola dengan baik.

e.       Solusi dalam mengatasi Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan
Oleh karena rasio-rasio keuangan yang digunakan memiliki banyak kelemahan, maka diperlukan prinsip kehati-hatian agar dapat meminimalkan risiko kesalahan dalam membuat rasio keuangan. Setidaknya dengan tindakan kehati-hatian ini dapat membantu dalam menutupi kelemahan dari rasio tersebut.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menganalisis laporan keuangan adalah sebagai berikut:
1.      Analisis dan perhitungan harus dilakukan secara cermat dan akurat.
2.      Kalau terjadi perbedaan, sebaiknya direkonsiliasi terlebih dahulu
3.      Dalam menyimpulkan hasil rasio keuangan suatu perusahaan, baik buruknya, hendaknya dilakukan secara hati-hati.
4.      Sebaiknya analis harus memiliki dan menguasai informasi tentang operasional dan manajemen perusahaan.
5.      Jangan terlalu terpengaruh dengan rasio keuangan yang normal.
6.      Analis juga harus memiliki indra keenam yang tajam. Artinya dapat melihat hal-hal yang terkandung atau tersembunyi dalam laporan keuangan berdasarkan pengalaman sebelumnya.

f.       Bentuk-Bentuk Rasio keuangan
Untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan dengan menggunakan rasio-rasio keuangan, dapat dilakukan dengan beberapa rasio keuangan. Setiap rasio keuangan memiliki tujuan, kegunaan, dan arti tertentu. Kemudian, setiap hasil dari rasio yang diukur di interprestasikan sehingga menjadi berarti bagi pengambilan keputusan. Berikut ini adalah bentuk-bentuk rasio keuangan:
1.      Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)
2.      Rasio Solvabilitas (Leverage Ratio)
3.      Rasio Aktivitas (Activity Ratio)
4.      Rasio Profitabilitas (Provitability Ratio)
5.      Rasio Pertumbuhan (Growth Ratio)
6.      Rasio Penilaian (Valuation Ratio)

5.      Analisis Rasio Keuangan Bank
Rasio keuangan yang digunakan oleh bank dengan perusahaan nonbank sebenarnya relatif tidak jauh beda. Perbedaannya terutama terletak pada jenis rasio yang digunakan untuk menilai suatu rasio yang jumlahnya lebih banyak. Hal ini wajar saja karena komponen neraca dan laporan laba rugi yang dimiliki bank berbeda dengan laporan laba rugi perusahaan nonbank. Bank merupakan perusahaan keuangan yang bergerak dalam memberikan layanan keuangan yang mengandalkan kepercayaan dari masyarakat dalam mengelola dananya. Risiko yang dihadapi bank jauh lebih besar ketimbang perusahaan nonbank sehingga beberapa rasio dikhususkan untuk memerhatikan rasio ini.
Adapun rasio keuangan bank yang akan disajikan adalah sebagai berikut:
a.       Rasio Likuiditas Bank
b.    Rasio Solvabilitas Bank
c.    Rasio Rentabilitas Bank

6.      Hasil Penelitian yang Relevan
Dalam hal ini, peneliti menggunakan jurnal sebelumnya sebagai penelitian terdahulu yang relevan:
a.       Tri Yanda Ramayanti (Universitas Bina Darma, Palembang) dengan judul “Analisis Laporan Keuangan sebagai salah satu alat untuk Menilai Tingkat Keberhasilan Kinerja Keuangan Manajemen pada CV. Kasur Achmad Syukri”. Dalam penelitian ini dijelaskan bahwa data analisis menggunakan laporan keuangan yang terdiri atas neraca dan laporan laba rugi dengan analisis kinerja keuangan menggunakan analisis operasional, manajemen sumber daya, dan profitabilitas. Bertujuan untuk menilai tingkat keberhasilan kinerja keuangan manajemen, mengetahui kondisi dan prestasi yang telah dicapai perusahaan.
b.      Yuli Orniati (Universitas Gajayana Malang: 2013) dengan judul “Laporan Keuangan sebagai alat untuk Menilai Kinerja Keuangan”. Dalam penelitian ini dijelaskan bahwa jenis data yang digunakan adalah data sekunder, berupa data keuangan perusahaan yang meliputi neraca dan laporan laba rugi. Selanjutnya dilakukan analisis rasio keuangan, yaitu memperbandingkan rasio-rasio finansial perusahaan antara satu periode dengan periode lainnya.
c.       Dinastya Saraswati, Universitas Brawijaya Malang: 2013 dengan judul “Analisis Laporan Keuangan sebagai alat Penilaian Kinerja Keuangan pada Koperasi (Studi pada Koperasi Universitas Brawijaya Malang periode 2009-2012)”. Dalam penelitian ini dijelaskan bahwa penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif dimana penulis berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa kejadian yang terjadi saat sekarang sebagaiman adanya pada saat penelitian berlangsung. Dengan melakukan analisis perbandingan laporan keuangan selama empat periode. Pengukuran menggunakan rasio keuangan metode time series analysis dan pengukuran menggunakan rasio keuangan berdasarkan pemeringkatan koperasi.
d.      Ulin Ni’mah (Universitas Negeri Semarang: 2011) dengan judul “Analisis Kinerja Keuangan pada Koperasi BMT Bina Usaha Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang”. Dalam penelitian ini dijelaskan bahwa kinerja keuangan perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi keuangan suatu perusahaan yang di analisis dengan alat-alat analisis keuangan, sehingga dapat diketahui mengenai baik buruknya keadaan keuangan suatu perusahaan yang mencerminkan prestasi kerja dalam periode tertentu. Penulis menggunakan analisis rasio keuangan dalam mengukur kinerja keuangan perusahaan. Diantaranya analisis rasio likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas.
e.       Inggrid E. Turang dengan judul “Analisis Rasio Keuangan sebagai alat Penilaian untuk Mengukur Kinerja Keuangan Pada PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional, Tbk Periode Tahun 2010-2012”. Dalam penelitian ini dijelaskan bahwa kinerja keuangan merupakan gambaran tentang kondisi keuangan suatu perusahaan. Analisis rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan. Menggunakan design penelitian dengan sifat data deskriptif kuantitatif untuk menelusuri kinerja keuangan perusahaan pada PT. Bank BTPN, Tbk dari tahun 2010 s/d tahun 2012.
f.       Audri Ayuwardani Parathon, Universitas Brawijaya dengan judul “Analisis Rasio Keuangan Perbankan sebagai alat ukur Kinerja Keuangan Bank (Studi Kasus PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur, Tbk Surabaya periode 2009-2012)”. Dalam penelitian ini dijelaskan bahwa penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kinerja keuangan bank berdasarkan hasil analisis rasio keuangan perbankan. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif melalui analisis rasio keuangan perbankan pada analisis rasio likuiditas, analisis rasio rentabilitas, dan analisis rasio solvabilitas.

G.                Metodologi Penelitian
1.      Variabel Penelitian
Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya, Sugiyono (2012:60).
Dalam penelitian ini digunakan 2 variabel yaitu sebagai berikut:
a)      Variabel independen (variabel bebas)
Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Dalam penelitian ini, terdapat 3 variabel independen yang digunakan yaitu rasio likuiditas bank, rasio solvabilitas bank, dan rasio rentabilitas bank.
b)      Variabel dependen (variabel terikat)
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini digunakan variabel terikat yaitu kinerja keuangan.

2.      Definisi operasional variabel
Definisi operasional variabel adalah seperangkat petunjuk yang lengkap tentang apa yang harus di amati dan mengukur suatu variabel atau konsep untuk menguji kesempurnaan definisi operasional variabel. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari Variabel bebas yaitu Rasio Likuiditas Bank (X1) , Rasio Solvabilitas Bank (X2) , dan Rasio Rentabilitas Bank (X3) sedangkan variabel terikat yaitu Kinerja Keuangan  (Y) yang di kategorikan sebagai berikut:

Tabel 1
Matrik Pengukuran Variabel
No
Variabel Penelitian
Definisi Operasional
Indikator
Skala
1
Kinerja Keuangan (Y)
kinerja keuangan juga merupakan gambaran kondisi keuangan perusahaan pada suatu periode tertentu baik menyangkut aspek peng-himpunan dana maupun penyaluran dana.  
Jumingan, (2005:239)

Rasio likuiditas bank, Rasio solvabilitas bank, dan Rasio rentabilitas bank.
Rasio
2
Rasio Likuiditas bank (X1)
Rasio likuiditas bank merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya pada saat ditagih. Terdiri dari: Quick ratio, Banking ratio, Cash ratio, Loan to deposit ratio, Pengukuran risiko-risiko (credit risk ratio, deposit risk ratio).





Rasio
3
Rasio Solvabilitas Bank (X2)
Rasio solvabilitas bank merupakan ukuran kemampuan bank dalam mencari sumber dana untuk membiayai kegiatannya. Terdiri dari: Primary ratio, Capital ratio, Capital adequacy ratio (CAR 1, CAR 2, CAR 3).



 





Rasio
4
Rasio Rentabilitas Bank (X3)
Rentabilitas sering juga disebut profitabilitas usaha. Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan. Terdiri dari: Gross profit margin, Net profit margin, Return on equity, Return on total assets (gross yield on total assets, net income on total assets), Rate return on loans, Bepan operasional terhadap pendapatan operasional.








Rasio








































Sumber: Data diolah 2015
  
3.      Waktu dan Tempat Penelitian
a.       Waktu Penelitian
Tabel 2
                                           Waktu penelitian
Tahapan Penelitian
Des
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Pengajuan Judul
xxx





Acc Judul
xxx





Bimbingan Proposal

Xxx
xxx



Seminar Proposal


xxx



Pengumpulan Data



xxx


Pengolahan Data



xxx


Pengajuan Bab I, II, III




xxx

Perbaikan Bab I, II, III




xxx

Pengajuan Bab IV, V





xxx
Perbaikan Bab IV, V





xxx
Ujian Skripsi





xxx
Sumber: Data diolah 2015

b.      Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada PT. Bpr Sindang Binaharta.
Jl, Sultan Mahmud Badaruddin II km. 8 No. 70 Kel. Marga Rahayu, Lubuklinggau.

4.      Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah studi kasus dengan obyek penelitian PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Sindang Binaharta Lubuklinggau. Dengan menggunakan data laporan keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi periode 31 desember 2010 s/d 31 desember 2014.

5.      Teknik Pengumpulan Data
Suyanto, Danang (2013:21) menyatakan bahwa dalam suatu penelitian terdapat dua sumber data yang dipakai, yaitu:
a.       Data Primer
Data primer adalah data asli yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti untuk menjawab masalah penelitiannya secara khusus (Istijanto, 2006). Berdasarkan sifatnya dikategorikan menjadi dua macam, yaitu data kualitatif dan data kuantitatif.
b.      Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang bersumber dari catatan yang ada pada perusahaan dan dari sumber lainnya yaitu dengan mengadakan studi kepustakaan dengan mempelajari buku-buku yang ada hubungannya dengan obyek penelitian atau dapat dilakukan dengan menggunakan data dari biro pusat statistic (BPS). Berdasarkan sumbernya, data sekunder dibedakan menjadi dua macam yaitu data sekunder internal dan eksternal.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung dari sumber pertama (perusahaan). Melainkan data yang sudah diolah, sehingga data tersebut sudah tersedia saat kita memerlukannya. Biasanya sudah berbentuk dokumen perusahaan.
Selanjutnya, penulis melengkapi dengan beberapa teori dalam buku-buku referensi yang berhubungan langsung dengan topik penelitian dan beberapa sumber yang diakses dari situs internet untuk mendukung referensi yang ada.

6.      Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif prosentase. Deskriptif merupakan tulisan yang berisi paparan uraian tentang suatu obyek sebagaimana adanya pada waktu tertentu. Kuantitatif adalah data yang dapat diolah atau diukur. Sedangkan prosentase merupakan data yang digunakan untuk menyajikan analisis mengenai obyek dengan prosentase. Jadi metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan tulisan yang berisi paparan uraian tentang suatu obyek sebagaimana seadanya pada waktu tertentu dimana data yang digunakan dapat diolah atau diukur dan hasil dari data yang telah di analisis tesebut berbentuk prosentase.
Dalam menganalisis data penulis menggunakan perbandingan dalam bentuk rasio keuangan, diantaranya:
a.       Rasio Likuiditas Bank
Untuk melakukan pengukuran rasio ini, terdapat beberapa jenis rasio yang masing-masing memiliki maksud dan tujuan tersendiri. Adapun jenis-jenis rasio likuiditas adalah sebagai berikut:
a)      Quick Ratio
b)      Banking Ratio
c)      Cash Ratio
d)      Loan to Deposit Ratio
e)      Pengukuran Risiko-risiko
1.      Credit Risk Ratio
2.      Deposit Risk Ratio

b.      Rasio Solvabilitas Bank
Rasio ini bertujuan untuk mengukur efektifitas bank dalam mencapai tujuannya, adapun rasio yang digunakan adalah:
a)      Primary Ratio
b)      Capital Ratio
c)      Capital Adequacy Ratio
1.      Capital Adequacy Ratio 1 (CAR 1)
2.      Capital Adequacy Ratio 2 (CAR 2)
3.      Capital Adequacy Ratio 3 (CAR 3)

c.       Rasio Rentabilitas Bank
Rentabilitas sering juga disebut profitabilitas usaha. Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan. Rentabilitas rasio bank terdiri dari sebagai berikut:
a)      Gross Profit Margin
b)      Net Profit Margin
c)      Return on Equity (ROE)
d)      Return on Total Assets (ROA)
1.      Gross Yield on Total Assets
2.      Net Income on Total Assets
e)      Rate Return on Loans
f)       Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)


DAFTAR PUSTAKA


Fahmi, Irham. 2011. Analisis Kinerja Keuangan. Bandung: Alfabeta

Fahmi, Irham. 2012. Analisis Laporan Keuangan. Cetakan ke-2. Bandung: Alfabeta

Harahap, Sofyan Syafri. 2011. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Cetakan ke-10. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Hery. 2012. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Jumingan. 2005. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Kasmir. 2008. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Kasmir. 2013. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Cetakan ke-12. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Kasmir. 2014. Manajemen Perbankan. Edisi Revisi. Cetakan ke-12. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Ni’mah, Ulin. 2011. Analisis Kinerja Keuangan pada Koperasi BMT Bina Usaha Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang. Skripsi: Universitas Negeri Semarang (diakses 04 desember 2014)

Orniati, Yuli. 2009. Laporan Keuangan sebagai Alat untuk Menilai Kinerja Keuangan. Jurnal Ekonomi: Universitas Gajayana Malang (di akses 04 desember 2014)

Parathon, Audri Ayuwardani. Analisis Rasio Keuangan Perbankan sebagai Alat Ukur Kinerja Keuangan Bank (Studi kasus PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur, Tbk Surabaya periode 2009-2012). Jurnal Ekonomi: Universitas Brawijaya. (di akses 16 januari 2015)

Ramayanti, Tri Yanda. Analisis Laporan Keuangan sebagai salah satu Alat untuk Menilai Tingkat Keberhasilan Kinerja Keuangan Manajemen pada CV. Kasur Achmad Syukri. Jurnal Ekonomi: Universitas Bina Darma. (di akses 04 Desember 2014)

Saraswati, Dinastya. 2013. Analisis Laporan Keuangan sebagai Alat Penilaian Kinerja Keuangan pada Koperasi (studi pada koperasi universitas brawijaya malang periode 2009-2012). Jurnal Ekonomi: Universitas Brawijaya. (di akses 04 desember 2014)

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Cetakan ke-15. Bandung: Alfabeta

Sunyoto, Danang. 2013. Metodologi Penelitian Akuntansi. Bandung: PT. Refika Aditama

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Musi Rawas. 2014. Buku Pedoman Penulisan Skripsi. Lubuklinggau: Percetakan STIE-MURA Lubuklinggau

Turang, Ingrid. Analisis Rasio Keuangan sebagai alat Penilaian untuk Mengukur Kinerja Keuangan pada PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional, Tbk periode tahun 2010-2012. Jurnal Ekonomi: Ingrid_turang@yahoo.com (di akses 16 januari 2015)




Komentar

Postingan populer dari blog ini